Rabu, 18 September 2013

PERAN LABORATORIUM DAN KOMPETENSI GURU DALAM MATA PELAJARAN BIOLOGI




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu pabrik pencetak generasi berikutnya. Pendidikan merupakan ujung tombak penentu masa depan suatu bangsa dan Negara. Begitupun di Indonesia, pendidikan mempunyai peranan yang penting. Namun seringkali dunia pendidikan dihadapi oleh berbagai masalah. Salah satunya mengenai pemerataan pendidikan baik itu dari segi mutu, fasilitas, dan tenaga, guru. Masalah-masalah ini yang selalu di hdapi dan muncul dari waktu ke waktu.
Indonesia sebagai Negara kepulauan, Negara yang terdiri dari berbagai pulau-pulau, menghadapi masalah yang sama seperti masalah dalam dunia pendidikan. Salah satu alasanya penyebab masalah pendidikan di Indonesia, adalah letak geografis Indonesia. Sehingga pemerataan pendidikan dalam wilayahnya tidak merata.
Penyediaan fasilitas laboratorium dan kompetensi guru merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menyelesaikan masalah tersebut. Namun seringkali  apa yang di harapkan tidak sesuai dengan kenyataan, fasilitas laboratorium yang belum lengkap dan rendahnya kompetensi guru. Hal ini berimbas pada proses belajar siswa, yang menyangkut dengan hasil belajar mereka.
Fasilitas laboratorium dapat meningkatkan pengetahuan siswa melalui kegiatan praktikum, Kegiatan praktikum merupakan satu kegiatan penting dalam PBM, kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pembelajaran yang telah di tetapkan. Kenyataannya di lapangan memperlihatkan bahwa kegiatan praktikum di sekolah masih di lakukan dalam jumlah yang terbatas atau tidak sama sekali. Upaya pencapaian tujuan pembelajaran dilakukan hanya dikelas. Sementara kegiatan praktikum masih jarang di lakukan di karenakan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan keberadaan laboratorium, ketersediaan waktu guru, ketiadaan penuntun praktikum, ketidak lengkapan sarana dan prasarana laboratorium, dan kesulitan guru menyesuaikan keberadaansarana dan prasarana yang ada di laboratorium dengan jenis praktikum yang mendukung hasil prestasi belajar siswa. Selain itu juga yang menjadi permasalahan dalam pendidikan yaitu guru.
Guru merupakan factor utama yang menentukan pendidikan. Gurulah yang berada di garis terdepan dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu di perlukan sosok guru yang mempunyai kompetensi, kualifikasi dan dedikasi yang tinggi dalam melakukan tugas profesionalnya.
Untuk mencapai mutu pendidikan yang sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan dalam mewujudkan sekolah yang efektif, produktif dan berprestasi, yang di ukurdengan tercapainya ketuntasan belajar.. oleh karena itu berdasarkan uraian dalam makalah ini penulis tertarik untuk mengangkat judul “peran laboratorium dan kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa”.

B.     Tujuan Penulisan
Tujuan makalah ini di susun untuk memenuhi tugas MK seminar problematika,
makalah ini di susun untuk mengetahui bagaimana Peran laboratorium dan kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa

C . Manfaat Penulisan
Makalah ini bermanfaat sebagai bahan masukan dalam pelaksanaan belajar-mengajar di sekolah. Makalah ini memberikan masukan kepada kita semua sebagai mahasiswa yang meruapakan calon guru untuk lebih memperhatikan penyediaan fasilitas dan peningkatan kompetensi kita saat menjadi guru nanti.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian fasilitas

Untuk mengemukakan pengertian tentang fasilitas, di sajikan beberapa batasan dari para ahli. Menurut zaskiah daradjat di dalam arianto sam (2008) “fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat mempermudah upaya dan memperlancar kerja dalam rangka mencapai suatu tujuan.
Sedangkan menurut suryo subroto di dalam arianto sam (2008) “ fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan suatu usaha dapat berupa benda-benda maupun uang. Lebih luas lagi tentang pengertian fasilitas arikuntodi dalam arianto sam (2008) berpendapat, “fasilitas dapat di artikan sebagai segala sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan segala sesuatu usaha. Adapun yang dapat memudahkan dan memperlancar usaha ini dapat berupa benda-benda maupun uang, jadi dalam hal ini fasilitas dapat disamakan dengan saranayang ada di sekolah.
Beberapa pendapat yang di rumuskan oleh para ahli mengenai pengertian fasilitas dapat dirumuskan bahwa fasilitas dalam dunia pendidikan berarti segala sesuatu yang bersifat fisik maupun material, yang dapat memudahkan terselenggaranya dalam proses belajar mengajar, misalnya dengan tersedianya tempat prlengkapan belajar di elas, alat-alat perga pengajaran, buku pelajaran, perpustakaan, berbgai perlengkapan praktikum labotaratoriumda,n segala sesuatu yang menunjang terlaksananya proses belajar mengajar.
Adapun yang di maksud dengan fasilitas belajar adalah semua kebutuhan yang diperlukan oleh peserta didik dalam rangka untukmemudahkan, melancarkan dan menunjang dalam kegiatan belajar di sekolah maupun di rumah. Supaya lebih efektif dan efisien yang nantinya pserta didik dapat belajar dengan maksimal dan hasil belajar yang memuaskan.
a)   Tinjauan fasilitas sebagai sarana dan prasarana
Fasilitas belajaridentik dengan sarana prasarana pendidikan. Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan, bab VII standard srana dan prasarana, pasal 42 di dalam prentiya (2008) menegaskan bahwa :
1)      Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur  dan berkelanjutan.
2)      Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yangmeliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, uang tata usaha, ruang perpustakaan,  ruang laboratorium, ruang kantin, intalasi daya dan jasa, tempat olohraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Mulyasa di dalam Prantiya (2008) menyatakan bahwa, yang dimaksud dengan sarana pendididkan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti halaman sekolah sebagai lapangan olahraga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan.
Ciri utama dari kegiatan pembelajaran adalah adanya interaksi. Interaksi yang terjadi antara si pelajar dengan lingkungan belajarnya, baik itu dengan guru, teman-temannya, tutor, media pembelajaran, dan atau sumber-sumber belajar yang lain komponen pembelajaran itu sendiri. Dimana di dalam pembelajaran akan terdapat komponen-komponen sebagai berikut ; tujuan, materi/bahan ajar, metode dan media, evaluasi, anak didik/siswa, dan adanya pendidik/guru di dalam Prantiya (2008). “Komponen Pembelajaran”
b)   Tinjauan terhadap kelengkapan fasilitas belajar siswa
      Fasilitas belajar yang tersedia dapat mempengaruhi proses dan hasil belajat yang erat kaitannya dengan belajar teori. Kelengkapan fasilitas belajar dapat diartikan ketersediaan dari segala sesuatu yang dimiliki siswa dan dapat menunjang (baik secara langsung maupun tidak  langsung) dalam proses belajar. Kelengkapan fasilitas belajar termasuk salah satu faktor non social (factor eksternal). Sukardi (2003:51) menjelaskan bahwa factor-faktor non social dalam belajar adalah keadan udara, cuaca, waktu, hari, letak gedungnya, alat-alat yang dipakai untuk belajar.
      Kurangnya kelengkapan fasilitas belajar merupakan factor yang menyebabkan hambatan-hambatan dalam belajar. Sebaliknya dengan adanya kelengkapan fasilitas belajar yang memadai, baik dirumah maupun disekolah akan menunjang tercapainya hasil belajar.
Surya (1979:80) mengemukakan bahwa ketersedian fasilitas belajar yang memadai akan dapat tercapai hasil belajar yang lebih efesien dibandingkan dengan keadaan fasilitas belajar yang kurang memadai. Dari tujuan diatas dapat disimpulkan bahwa betapa pentingnya kelengkapan fasilitas belajar untuk merangsang proses belajar mengajar.
Fasilitas belajar merupakan salah satu factor eksternal untuk mendukung prestasi belajar siswa di sekolah. Suharsimi Arikunto (1997:6) “Fasilitas belajar adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan sesuatu usaha”. Fasilitas belajar sangat penting dalam proses pembelajaran untuk mendukung kegiatan pengajaran dan juga dapat menimbulkan minat dan perhatian dari siswa untuk mempermudah penyampaian materi pembelajaran.
Kegitan belajar mengajar memerlukan adanya fasilitas agar kegiatan tersebut berjalan dengan lancer dan teratur. Fasilitas dalam kegiatan belajar mengajar tersebutb antara lain berupa ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, media penyampaian materi dan lain sebagainya. Fasilitas yang mendukung kegiatan belajar mengajar belum bias dimanfaatkan secara optimal oleh para siswa dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.



B.     Pengertian Laboratorium
Umumnya laboratorium diartikan sebagai suatu tempat berupa ruangan yang dilengkapi dengan berbagai peralatan. Dalam arti luas diluar ruangan juga dapat berfungsi sebagai laboratorium. Dengan adanya objek yang akan diamati dan adanya fasilitas laboratorium merupakan tempatmengadakan percobaan dan penelitian.
Pengertian secara umum laboratorium adalah suatu fasilitas kerja dan sarana pendidikan untuk melakukan kegiatan praktek percobaan atau eksperimen serta menguji konsep-konsep ilmu pengetahuan secara terkontrol. Di dalam laboratorium biologi siswa mengadakan kontak dengan objek permasalahan, menghayati sendiri, berhadapan dengan objek dan gejala yang timbul serta belajar memecahkan persoalan-persoalan yang dikemukakan. Dengan demikian, siswa akan melakukan proses belajar secara aktif dan akan memperoleh pengalaman langsung atau yang disebut pengalaman pertama. Siswa diharapkan memperoleh kesempatan mengembangkan berbagai keterampilan baik motorik maupun intelektual, menghayati prosedur ilmiah, mengembangkan sikap jujur dan bertanggung jawab, dan menyadari bahwa ilmu sebenarnya tidak bersifat statis dan otoriter, melainkan dinamis. Peranan guru dalam kegiatan laboratorium adalah kapan guru mengambil bagian dan kapan siswa diberi kesempatan melibatkan diri. Mengenai bentuk kegiatan apapun yang dilaksanakan dalam laboratorium yang diutamakan adalah pengembangan kemampuan siswa.

Pengertian Laboratorium Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Laboratorium adalah tempat atau kamar, tertentu yg dilengkapi dengan peralatan untuk mengadakan percobaan (penyelidikan dsb). Laboratorium adalah ruang atau bangunan yang dilengkapi dengan peralatan untuk melakukan percobaan ilmiah, penelitian, praktek pembelajaran, atau pembuatan obat-obatan dan bahan-bahan kimia.
PERMENPAN No. 3 Tahun 2010
Laboratorium adalah unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas, dengan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan/atau pengabdian kepada masyarakat.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa laboratorium (disingkat lab) adalah suatu bangunan yang di dalamnya dilengkapi dengan peralatan dan bahan-bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu untuk melakukan percobaan ilmiah, penelitian, praktek pembelajaran, kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi bahan tertentu.
Laboratorium dibedakan sesuai bidang keilmuan yang dipelajari, misalnya laboratorium kimia yang berkecimpung dalam bidang ilmu kimia. Laboratorium kimia terbagi lebih spesifik lagi seperti laboratorium kimia fisika, laboratorium kimia organik, laboratorium kimia anorganik, laboratorium kimia analitik, laboratorium biokimia, laboratorium kimia instrumen.
Tipe Laboratorium berdasarkan PERMENPAN No. 3 tahun 2010, terbagi dalam 4 kategori:
a)      Laboratorium Tipe I adalah laboratorium ilmu dasar yang terdapat di sekolah pada jenjang pendidikan menengah, atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I dan II, dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum untuk melayani kegiatan pendidikan siswa. 
b)      Laboratorium Tipe II  adalah laboratorium ilmu dasar yang terdapat di perguruan tinggi tingkat persiapan (semester I, II), atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I dan II, dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum untuk melayani kegiatan pendidikan mahasiswa. 
c)      Laboratorium Tipe III  adalah laboratorium bidang keilmuan terdapat di jurusan atau program studi, atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I, II, dan III, dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum dan khusus untuk melayani kegiatan pendidikan, dan penelitian mahasiswa dan dosen. 
d)     Laboratorium Tipe IV adalah laboratorium terpadu yang terdapat di pusat studi fakultas atau universitas, atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I, II, dan III, dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum dan khusus untuk melayani kegiatan penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa dan dosen.
Fungsi laboratorium
Secara garis besar laboratorium/worksop adalah sebagai berikut :
1)      Memberikan kelengkapan bagi pelajaran yang telah di terima sehingga antara teori dan praktek bukan merupakan 2 hal yang terpisah, melainkan 2 hal yang merupakan satu kesatuan. Keduanya saling mengkaji dan saling mencari dasar.
2)      Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi siswa.
3)      Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakikat kebenaran ilmiahdari suatu obyek dalam lingkungan alam.
4)      Menambah keterampilan dalam mempergunakan alat yang tersedia untuk mencari dan menentukan kebenaran.
5)      Memupuk rasa ingin tau siswa sebagai modal sikap ilmiah seseorang calon ilmuan.
6)      Memupuk dan membinarasa percaya diri sebagai keterampilan yang diperoleh,  penemuan yang di dapat dalam proses kegiatan kerja di laboratorium/worksop.
Uraian manfaat kegiatan laboratorium/worksop tersebut dapat di kaitkan dengan beberapa contoh manfaatnya dalam bidang study tertentu. Dalam bidang matematika misalnya dengan menggunakan laboratorium, siswa di ajar mempelajari konsep-konsep matematika dalam situasi yang konkrit dengan menggunakan obyek-obyek konkrit, misalnya mencari hasil penjumlahan dua bilangan dengan menggunakan “abacus”, “multibase block”, “centicube”, dan sebagainya. Dengan penggunaan alat peraga siswa aktif bekerja dari keasyikannya itu akan menimbulkan rasa tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang pelajaran matematika tersebut.
Fungsi tersebut di atas dapat terwujud dengan baik apabila guru mampu menggunakan dan mengelola, serta mengembangkan laboratorium dalam rangka proses belajar mengajar.
Menunjang efektifitas pengajaran, maka beberapa hal penting yang harus di miliki oleh suatu laboratorium yangterorganisir secara baik adalah:
1)      Efisien danefektif
Pengaturan alat/perlengkapan merupakan hal yang paling penting, sehingga memungkinkan bagi guru dan para siswa untuk dapat bekerja dengan hasil yang maksimal serta waktu, bahan, dan tenaga yang minimum.
2)      Sehat dan aman
Cahaya/penerangan yang baik serta ventilasi/hawa yang cukuptidak terlalu bising, dan dengan penataan alat/perlengkapan yang baik akan menciptakan suasana yang sehatdan aman atau tidak membahayakan.
3)      Memenuhi kebutuhan psikologis siswa yang berkarakter
Misalnya dapat memberikan kesan teratur, aman, dan menyenangkan kepada siswa yang melaksanakan praktek. Sehingga bekerja/belajar di laboratorium merupakan pekerjaan/pelajaran yang mengasyikan kepada siswa.
4)      Dapat di control guru pengelola setiap saat
Hal ini bahwa guru pengelola harus dapat melihat keseluruh kelas, serta dapat mengedar peralatan mana yang sedang di pakai. Sehingga dengan demikian guru dapat menilai situasi atau keadaan dengan cepa dan tepat.
5)      Menjamin keselamatan alat dan siswa
Keselamatanalat/perlengkapan serta instrument dan bahan-bahan baku harus diperhatikan penggunaan dan keselamatannya. Hal ini lebih penting lagi ialah memperhatikan keselamatan dari siswa sebagai pekerja di laboratorium.
6)      Memberikan suasana pandangan yang menyenangkan
Penataan warna yang menarik akan menciptakan suasana pandangan yang menyenangkan di laboratorium, misalnya : dinding yang di cat dengan warna hijau mudah, biru mudah, coklat mudah, dan warna-warna lembut lainnya akan memberikan suasana pendangan yang menyenagkan.


C.    Pengertian Kompetensi Guru
Pengertian Kompetensi Guru Menurut Sahertian (1990:4) mengatakan kompetensi adalah pemilikan, penguasaan, keterampilan dan kemampuan yang dituntut jabatan seseorang. Oleh sebab itu seorang calon guru agar menguasai kompetensi guru dengan mengikuti pendidikan khusus yang diselenggarakan oleh LPTK. Kompetensi guru untuk melaksanakan kewenangan profesionalnya, mencakup tiga komponen sebagai berikut: 
a)      kemampuan kognitif, yakni kemampuan guru menguasai pengetahuan serta keterampilan/keahlian kependidikan dan pengatahuan materi bidang studi yang diajarkan, 
b)      kemampuan afektif, yakni kemampuan yang meliputi seluruh fenomena perasaan dan emosi serta sikap-sikap tertentu terhadap diri sendiri dan orang lain, 
c)      kemampuan psikomotor, yakni kemampuan yang berkaitan dengan keterampilan atau kecakapan yang bersifat jasmaniah yang pelaksanaannya berhubungan dengan tugas-tugasnya sebagai pengajar. 
UU Guru dan Dosen disebutkan bahwa kompetensi guru mencakup kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan yang diperoleh melalui pendidikan profesi guru setelah program sarjana atau D4. Kompetensi pribadi meliputi:
a)      pengembangan kepribadian,
b)      berinteraksi dan berkomunikasi,
c)      melaksanakan bimbingan dan penyuluhan, 
d)     melaksanakan administrasi sekolah,
e)      melaksanakan tulisan sederhana untuk keperluan pengajaran.
Kompetensi Guru itu mencakup 3 aspek yakni:
c)      Kompetensi Paedagogik
Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki empat kompentensi, antara lain:
1.      Kompetensi Padegogik
a)      Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, cultural, emosional, dan intelektual
b)      Menguasai teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik.
c)      Mengembangkan kurikulum yang terkait mata pelajaran yang diampu.
d)     Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik
e)      Memanfaatkan TIK untuk kepentingan pembelajaran.
f)       Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik.
g)      Berkomunikasi efektif, empatik, dan santun ke peserta didik.
h)      Menyelenggarakan penilaian evaluasi proses dan hasil belajar.
2.      Kompentensi Keahlian
a)      Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, social dan budaya bangsa
b)      Penampilan yang jujur, berakhlak mulia, teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
c)      Menampilkan dirisebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa
d)     Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.
e)      Menjunjjung tinggi kode etik profesi guru.
3.      Kompentensi Sosial.
a)      Bersikap inkulif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agara, raskondisifisik, latar belakang keluarga, dan status sosial keluarga.
b)      Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.
c)      Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah RI yang memiliki keragaman social budaya.
d)     Berkomunikasi dengan lisan maupun tulisan.
4.      Kompentensi Profesional
a)      Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung pelajaran yang dimampu.
b)      Mengusai standar kompentensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang dimampu.
c)      Mengembangkan materi pembelajaran yang dimampu secara kreatif.
d)     Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.
e)      Memanfaatkan TIK untuk berkomunikasi dan mengembangakan diri.         
Demikianlah artikel mengenai Pengertian Kompetensi Guru, semoga artikel Uji Komptensi Online ini tentunya dapat memberikan informasi dan inspirasi bagi rekan-rekan guru seklaian.

D.    Pengertian  Hasil Belajar Siswa

1.      Pengertian Hasil Belajar
Hasil Belajar Siswa - Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Beajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar.
Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar. oleh karena itu hasil belajar yang dimaksud disini adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima perlakukan dari pengajar (guru),  seperti yang dikemukakan oleh Sudjana.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 : 22). Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar :
a)      Keterampilan dan kebiasaan,
b)      Pengetahuan dan pengarahan,
c)      Sikap dan cita-cita
Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik akan menghasilkan hasil belajar. Di dalam proses pembelajaran, guru sebagai pengajar sekaligus pendidik memegang peranan dan tanggung jawab yang besar dalam rangka membantu meningkatkan keberhasilan peserta didik dipengaruhi oleh kualitas pengajaran dan faktor intern dari siswa itu sendiri.
Setiap mengikuti proses pembelajaran di sekolah sudah pasti setiap peserta didik mengharapkan mendapatkan hasil belajar yang baik, sebab hasil belajar yang baik dapat membantu peserta didik dalam mencapai tujuannya. Hasil belajar yang baik hanya dicapai melalui proses belajar yang baik pula. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang baik.
Menurut Hamalik (2001:159) bahwa hasil belajar menunjukkan kepada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya derajat perubahan tingkah laku siswa.
Menurut Nasution (2006:36) hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:36) hasil belajar adalah hasil yang ditunjukkan dari suatu interaksi tindak belajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan


2.  Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa (Sudjana, 1989 : 39). Dari pendapat ini faktor yang dimaksud adalah faktor dalam diri siswa perubahan kemampuan yang dimilikinya seperti yang dikemukakan oleh Clark (1981 : 21) menyatakan bahwa hasil belajar siswa disekolah 70 % dipengaruhi oleh  kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan yang paling dominan berupa kualitas pembelajaran (Sudjana, 2002 : 39).
Belajar adalah perubahan suatu perilaku, akibat interaksi dengan lingkungannya (Ali Muhammad, 204 : 14). Perubahan perilaku dalam proses belajar terjadi akibat dari interaksi dengan lingkungan. Interaksi biasanya berlangsung secara sengaja. Dengan demikian belajar dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan dalam diri individu. Sebaliknya apabila terjadi perubahan dalam diri individu maka belajar tidak dikatakan berhasil. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik).
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan personal (internal) dan faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupa sehingga nampak pada diri indivdu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif.
Tujuan dari pembelajaran yang dilakukan oleh guru baik di rumah, sekolah atau belajar dimanapun adalah agar dapat memperoleh hasil belajar yang dianggap baik yaitu yang telah memenuhi standar hasil belajar yang telah ditetapkan atau melebihinya sehingga dapat digolongkan menjadi hasil belajar yang baik.Proses memperoleh hasil belajar yang baik itu diperlukan metode pembelajaran yang tepat artinya yang sesuai dengan kondisi dan keadaan kehidupan sehari-hari yang akrab dengan kita atau istilahnya kontekstual, sehingga apa yang menjadi hasil belajar dapat terpenuhi dengan jumlah pengukuran hasil belajar di atas standar yang ada, selain metode ada juga yang menggunakan LKS Lembar Kerja Siswa dalam proses pembelajaran di sekolah.

E.     Pengertian Biologi
Biologi atau ilmu hayat adalah suatu ilmu yang mempelajari aspek fisik kehidupan. Istilah "biologi" berasala dari bahasa Belanda yaitu “biologie”, yang juga diturunkan dari gabungan kata Bahasa Yunani, yaitu “bios” yang berarti hidup dan “logos” yang artinya ilmu. Sedangkan istilah "ilmu hayat" dipinjam dari bahasa Arab, juga berarti "ilmu kehidupan".
Obyek kajian biologi pada masa kini sangat luas dan mencakup semua makhluk hidup dalam berbagai aspek kehidupannya.
Berbagai cabang biologi mengkhususkan diri pada setiap kelompok organisme, seperti botani (ilmu tentang tumbuhan), zoologi (ilmu tentang hewan), dan mikrobiologi (ilmu tentang jasad renik). Perbedaan-perbedaan dan pengelompokan berdasarkan ciri-ciri fisik kelompok organisme dipelajari dalam sistematika, yang di dalamnya mencakup pula taksonomi dan paleobiologi.
Berbagai aspek kehidupan dikaji pula dalam biologi. Ciri-ciri fisik bagian tubuh dipelajari dalam anatomi dan morfologi, sementara fungsinya dipelajari dalam fisiologi. Perilaku hewan dipelajari dalam etologi. Perkembangan ciri fisik makhluk hidup dalam kurun waktu panjang dipelajari dalam evolusi, sedangkan pertumbuhan dan perkembangan dalam siklus kehidupan dipelajari dalam biologi perkembangan. Interaksi antar sesama makhluk dan dengan alam sekitar mereka dipelajari dalam ekologi; Mekanisme pewarisan sifat yang berguna dalam upaya menjaga kelangsungan hidup suatu jenis makhluk hidup dipelajari dalam genetika.
Saat ini bahkan berkembang aspek biologi yang mengkaji kemungkinan berevolusinya makhluk hidup pada masa yang akan datang, juga kemungkinan adanya makhluk hidup di planet-planet selain bumi, yaitu astrobiologi. Sementara itu, perkembangan teknologi memungkinkan pengkajian pada tingkat molekul penyusun organisme melalui biologi molekular serta biokimia, yang banyak didukung oleh perkembangan teknik komputasi melalui bidang bioinformatika.
Ilmu biologi banyak berkembang pada abad ke-19, dengan ilmuwan menemukan bahwa organisme memiliki karakteristik pokok. Biologi kini merupakan subyek pelajaran sekolah dan universitas di seluruh dunia, dengan lebih dari jutaan makalah dibuat setiap tahun dalam susunan luas jurnal biologi dan kedokteran.
1). Aristoteles dan biologi
Ilmu biologi dirintis oleh Aristoteles, ilmuwan berkebangsaan Yunani. Dalam terminologi Aristoteles, "filosofi alam" adalah cabang filosofi yang meneliti fenomena alam, dan mencakupi bidang yang kini disebut sebagai fisika, biologi, dan ilmu pengetahuan alam lainnya.
Aristoteles melakukan penelitian sejarah alam di pulau Lesbos. Hasil penelitiannya, termasuk Sejarah Hewan, Generasi Hewan, dan Bagian Hewan, berisi beberapa observasi dan interpretasi, dan juga terdapat mitos dan kesalahan. Bagian yang penting adalah mengenai kehidupan laut. Ia memisahkan mamalia laut dari ikan, dan mengetahui bahwa hiu dan pari adalah bagian dari grup yang ia sebut Selachē (selachians).

2). Didirikannya biologi modern

Istilah biologi dalam pengertian modern kelihatannya diperkenalkan secara terpisah oleh Gottfried Reinhold Treviranus (Biologie oder Philosophie der lebenden Natur, 1802) dan Jean-Baptiste Lamarck (Hydrogéologie, 1802). Namun, istilah biologi sebenarnya telah dipakai pada 1800 oleh Karl Friedrich Burdach. Bahkan, sebelumnya, istilah itu juga telah muncul dalam judul buku Michael Christoph Hanov jilid ke-3 yang terbit pada 1766, yaitu Philosophiae Naturalis Sive Physicae Dogmaticae: Geologia, Biologia, Phytologia Generais et Dendrologia.
Masa kini, biologi mencakup bidang akademik yang sangat luas, bersentuhan dengan bidang-bidang sains yang lain, dan sering kali dipandang sebagai ilmu yang mandiri. Namun, pencabangan biologi selalu mengikuti tiga dimensi yang saling tegak lurus: keanekaragaman (berdasarkan kelompok organisme), organisasi kehidupan (taraf kajian dari sistem kehidupan), dan interaksi (hubungan antarunit kehidupan serta antara unit kehidupan dengan lingkungannya).
Pada dasarnya biologi dapat dibagi atas :
1.   Berdasarkan Kelompok Organisme
Makhluk hidup atau organisme sangat beraneka ragam. Taksomi mempelajari bagaimana organisme dapat dikelompokkan berdasarkan kemiripan dan perbedaan yang dimiliki. Selanjutnya, berbagai kelompok itu dipelajari semua gatra kehidupannya, sehingga dikenallah ilmu biologi tumbuhan (botani), biologi hewan (zoologi), biologi serangga (entomologi), dan seterusnya.

2.   Berdasarkan organisasi kehidupan
Kehidupan berlangsung dalam hirarki yang terorganisasi. Hirarki organisme, dari yang terkecil hingga yang terbesar yang dipelajari dalam biologi, adalah sebagai berikut: Sel, Jaringan, organ, system organ, individu, populasi, komunitas atau masyarakat, ekosistem dan bioma.
Kajian-kajian subindividu mencakup biologi sel, anatomi, dan cabang-cabangnya (sitologi, histologi, dan organologi), dan fisiologi. Pembagian lebih rinci juga mungkin terjadi. Misalnya, anatomi dapat dikhususkan pada setiap organ atau sistem (biasa terjadi dalam ilmu kedokteran):pulmonologi, kardiologi, , neurologi, dan sebagainya).
Tingkat supra individu dipelajari dalam ekologi, yang juga memiliki pengkhususan tersendiri, seperti ekofisiologi atau "fisiologi lingkungan", fenologi, serta ilmu perilaku.
3.   Berdasarkan interaksi
Hubungan antarunit kehidupan maupun antara unit kehidupan dan lingkungannya terjadi pada semua tingkat organisasi. Selain mempelajari kehidupan melalui berbagai tingkatan di atas, biologi juga mempelajari hal-hal berikut, melalui cabang ilmunya masing-masing:
a)   Biologi perkembangan (developmental biology): ilmu yang mempelajari tahap perkembangan makhluk hidup (pntogeni) dari telur yang dibuahi menjadi individu.
b)   Genetika: ilmu yang mempelajari pewarisan keturunan.
c)   Etologi: ilmu yang mempelajari perilaku makhluk hidup.
d)  Sistematika: ilmu yang mempelajari keanekaragaman organisme dan hubungannya dengan relasi tertentu.
e)   Ekologi: ilmu yang mempelajari habitat dan interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya.
f)    Evolusi: ilmu yang mempelajari perubahan yang terjadi pada makhluk hidup. Dan
g)   ksenobiologi: ilmu pengetahuan spekulatif tentang adanya makhluk hidup selain di bumi.
h)   mikologi : ilmu yang mempelajari mengenai cendawan/ jamur.
i)     mikrobiologi : ilmu yang mempelajari makhluk-makhluk mikroskopis bahkan terdapat sub ilmu biologi yang berkaitan dengan ilmu lain seperti biokimia dan biofisik, dimana ilmu biologi dilihat dari sudut pandang kimia dan fisika.
F.     Hasil Penelitian Yang Menunjukkan Peran Laboratorium dan Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa.
A.     Widayoko, dkk. 2007. Analisis pengaruh kinerja guru terhadap motivasi belajar siswa.Tidak diterbitkan.(online).www.scrib.com
1)      Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian dapat kesimpulan sebagai berikut :
a)   Kinerja guru menpunyai yang berarti terhadap motivasi belajar siswa. Hal ini dapat dibuktikan dari :Kecenderungan kinerja guru dan motivasi belajar yang hasilnya menunjukan bahwa guru yang mempunyai kinerja yang sangat tinggi dan tinggi, mempuyai siswa dengan motivasi belajar sangat tinggi sebesar 8,7% dan 7,5%. Dibandingkan dengan guru yang kinerjanya cukup hanya mempunyai 3,7% siswa dengan motivasi belajar yang sangat tinggi.
b)   Hasil analisi regresi linear antara variable kinerja guru dengan motivasi belajar siswa (Y) ditemukan keofisien determinan (R2) – 0,353 yang berarti bahwa sekitar 35,3 % perubahan-perubahan pada variabel motivasi belajar siswa dapat dijelaskan oleh kinerja guru dalam kelas yang meliputi aspek penguasaan materi pembelajaran IPS (X1). Pemahaman terhadap siswa (X2), penguasaan pengelolaan pembelajaran (X3), penguasaan strategi pembelajaran (X4) dan penguasaan penilaian hasil belajar siswa (X5). Hasil uji F diperoleh nilai F=13508 (SIG = 0,000 < 0,05 ). Hasil uji F menunjukan bahwa pengaruh atau sumbangan kinerja guru terhadap motivasi belajar siswa sangat signifikan(bermakna)
2)   Aspek penguasaan materi pembelajran mempunyai pengaruh terbesardi bandigakan aspek-aspe kinerja guru yang lain. Hal ini dapat di lihat pada besarnya nilai koefisien beta (B) dalam persamaan regresi yang menunjukkan bahwa besarnya guru terhadap motivasi belajar siswa secara berurutan adalah : penguasaan materi pembelajaran(0,758), kemampuan megelola pembelajaran(0,683), penguasaan strategi pembelajaran(0,424), pemahaman terhadap karakteristik siswa(0,271), dan penguasaan penilaian hasil belajar siswa(0,216).


B.     Budi Wahyu, Nur. 2010. Pengaruh Kompetensi Guru Dalam Proses Belajar Mengajar dan Fasilitas Belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Jekulo Kudus.Tidak diterbitkan.(online).www.scrib.com
Hasil penelitian di simpulkan bahwa secara persial maupun simultan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar dan fasilitas belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar mata pelajran ekonomi siswa kelas X.
C.    Nurmalia, Erlina. 2010. Pengaruh Fasilitas dan lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS MAN Malang 1. Tidak di terbitkan. (online). www.Secured.com 
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut:
a)      Fasilitas belajar secara parsial atau sendiri-sendiri tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa semakin baik dan lengkap fasilitas belajar yang dimiliki oleh siswa, maka prestasi belajarnya semakin menurun.
b)      Fasilitas belajardan lingkungan belajar berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa untuk mencapai prestasi belajar yangbaik dan tujuan pembelajaran yang di harapkan, maka harus di dukung oleh fasilitas belajar dan lingkungan belajar yang baik. Oleh karena itu terpenuhnya fasilitas yang baik, harus di barengi dengan terciptanaya lingkungan yang baik dan dapat mendukung kegiatan beljar siswa.



BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan Bahwa fasilitas laboratorium dan kompetensi guru berpengarauh terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran biologi. fasilitas laboratorium merupakan sarana dan prasarana sebagai penunjang penyerapan materi pembelajaran biologi yang lebih cepat di terima oleh peserta didik. Kompetensi guru merupakan suatu keterampilan, penguasaan, kemampuan yang di miliki oleh pendidik. 
Fasilitas laboratorium tidak akan berguna tanpa adanya peran seorang guru karena guru merupakan penyalur pengetahuan melalui fasilitas ke anak didik, begitupun sebalikya kompetensi guru tidak akan maksimal apabila tidak di tunjang dengan fasilitas laboratorium yang memadai. Oleh karena terpenuhnya hasil belajar siswa yang baik harus di barengi dengan fasilitas laboratorium yang memadai serta kompetensi gru yang baikpula.

B.  Saran
Berdasarkan hasil makalah ini maka ada beberapa saran yang ingin disamapaikan antara lain sebagai berikut:
a.       Bagi guru
guru lebih meningkatkan kopetensinya karena kompetensi guru itu berpengarauh terhadap hasil belajar siswa.
b.      Bagi pemerintah dan pihak sekolah
Fasillitas yang di sediakan harus sesuai dengan kebutuhan dalam proses belajar mengajar.
c.       Bagi mahasiswa/calon guru
Sebagai mahasiswa yang merupakan calon guru lebih memperhatikan dan meningkatkan kopetensi yang kita miliki.


DAFTAR PUSTAKA
Aristoteles. 19sm. Pengertian biologi. (online). www.wiki.org.com
Budi Wahyu, Nur. 2010. Pengaruh Kompetensi Guru Dalam Proses Belajar Mengajar dan Fasilitas Belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Jekulo Kudus.Tidak diterbitkan.(online).www.scrib.com
Hanov, Michael Christoph.1766. Philosophiae Naturalis Sive Phsycae dogmaticae jilid-3. (online). www.newsdial.com
Lamarck, Jean Baptiste.  1802. Hydrogéologie. (online). www.pbs.org
Nurmalia,Erlina. 2010. Pengaruh Fasilitas dan lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS MAN Malang 1. Tidak di terbitkan. (online). www.Secured.com
Permenpan No. 3. 2010. Pengertian Laboratorium dan Tipe Laboratorium.
(online). www.wiki.org.com
Satria.2008.Pengertian Hasil Belajar.[http://ppg-pgsd.blogspot.com/].6 oktober 2012. 15:00 WIB
Shvoong. 2002. Pengertian Biologi. (online) http://id.shvoong.com
Suharsimi, Arikunto. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktek.
Jakarta: Rineka Cipta
Surya. 1997. Motivasi dan Pembelajara. Jakarta: Tiga Serangkai
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan
prakteknya.Jakarta: PT. Bumi Askara.
Widayoko,dkk.2007.Analisis pengaruh kinerja guru terhadap motivasi belajar siswa.Tidak diterbitkan.(online).www.scrib.com
Wijayanto.2010.PengertianLaboratorium.[http://freematerikuliah.blogspot.com].5 Oktober 2012. 13:05 WITA