BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan merupakan
suatu pabrik pencetak generasi berikutnya. Pendidikan merupakan ujung tombak
penentu masa depan suatu bangsa dan Negara. Begitupun di Indonesia, pendidikan
mempunyai peranan yang penting. Namun seringkali dunia pendidikan dihadapi oleh
berbagai masalah. Salah satunya mengenai pemerataan pendidikan baik itu dari
segi mutu, fasilitas, dan tenaga, guru. Masalah-masalah ini yang selalu di
hdapi dan muncul dari waktu ke waktu.
Indonesia sebagai
Negara kepulauan, Negara yang terdiri dari berbagai pulau-pulau, menghadapi
masalah yang sama seperti masalah dalam dunia pendidikan. Salah satu alasanya
penyebab masalah pendidikan di Indonesia, adalah letak geografis Indonesia.
Sehingga pemerataan pendidikan dalam wilayahnya tidak merata.
Penyediaan fasilitas
laboratorium dan kompetensi guru merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh
pemerintah untuk menyelesaikan masalah tersebut. Namun seringkali apa yang di harapkan tidak sesuai dengan
kenyataan, fasilitas laboratorium yang belum lengkap dan rendahnya kompetensi
guru. Hal ini berimbas pada proses belajar siswa, yang menyangkut dengan hasil
belajar mereka.
Fasilitas laboratorium
dapat meningkatkan pengetahuan siswa melalui kegiatan praktikum, Kegiatan praktikum
merupakan satu kegiatan penting dalam PBM, kegiatan ini dilaksanakan dalam
rangka mendukung pencapaian tujuan pembelajaran yang telah di tetapkan.
Kenyataannya di lapangan memperlihatkan bahwa kegiatan praktikum di sekolah
masih di lakukan dalam jumlah yang terbatas atau tidak sama sekali. Upaya
pencapaian tujuan pembelajaran dilakukan hanya dikelas. Sementara kegiatan
praktikum masih jarang di lakukan di karenakan berbagai permasalahan yang
berkaitan dengan keberadaan laboratorium, ketersediaan waktu guru, ketiadaan
penuntun praktikum, ketidak lengkapan sarana dan prasarana laboratorium, dan
kesulitan guru menyesuaikan keberadaansarana dan prasarana yang ada di
laboratorium dengan jenis praktikum yang mendukung hasil prestasi belajar
siswa. Selain itu juga yang menjadi permasalahan dalam pendidikan yaitu guru.
Guru merupakan factor
utama yang menentukan pendidikan. Gurulah yang berada di garis terdepan dalam
menciptakan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu di perlukan sosok
guru yang mempunyai kompetensi, kualifikasi dan dedikasi yang tinggi dalam
melakukan tugas profesionalnya.
Untuk mencapai mutu
pendidikan yang sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan dalam mewujudkan
sekolah yang efektif, produktif dan berprestasi, yang di ukurdengan tercapainya
ketuntasan belajar.. oleh karena itu berdasarkan uraian dalam makalah ini
penulis tertarik untuk mengangkat judul “peran laboratorium dan kompetensi guru
terhadap hasil belajar siswa”.
B.
Tujuan
Penulisan
Tujuan
makalah ini di susun untuk memenuhi tugas MK seminar problematika,
makalah
ini di susun untuk mengetahui bagaimana Peran laboratorium dan kompetensi guru
terhadap hasil belajar siswa
C
. Manfaat Penulisan
Makalah
ini bermanfaat sebagai bahan masukan dalam pelaksanaan belajar-mengajar di sekolah.
Makalah ini memberikan masukan kepada kita semua sebagai mahasiswa yang
meruapakan calon guru untuk lebih memperhatikan penyediaan fasilitas dan
peningkatan kompetensi kita saat menjadi guru nanti.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
fasilitas
Untuk mengemukakan
pengertian tentang fasilitas, di sajikan beberapa batasan dari para ahli.
Menurut zaskiah daradjat di dalam arianto sam (2008) “fasilitas adalah segala
sesuatu yang dapat mempermudah upaya dan memperlancar kerja dalam rangka
mencapai suatu tujuan.
Sedangkan menurut suryo
subroto di dalam arianto sam (2008) “ fasilitas adalah segala sesuatu yang
dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan suatu usaha dapat berupa
benda-benda maupun uang. Lebih luas lagi tentang pengertian fasilitas arikuntodi
dalam arianto sam (2008) berpendapat, “fasilitas dapat di artikan sebagai
segala sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan segala
sesuatu usaha. Adapun yang dapat memudahkan dan memperlancar usaha ini dapat
berupa benda-benda maupun uang, jadi dalam hal ini fasilitas dapat disamakan
dengan saranayang ada di sekolah.
Beberapa pendapat yang
di rumuskan oleh para ahli mengenai pengertian fasilitas dapat dirumuskan bahwa
fasilitas dalam dunia pendidikan berarti segala sesuatu yang bersifat fisik
maupun material, yang dapat memudahkan terselenggaranya dalam proses belajar
mengajar, misalnya dengan tersedianya tempat prlengkapan belajar di elas,
alat-alat perga pengajaran, buku pelajaran, perpustakaan, berbgai perlengkapan
praktikum labotaratoriumda,n segala sesuatu yang menunjang terlaksananya proses
belajar mengajar.
Adapun yang di maksud
dengan fasilitas belajar adalah semua kebutuhan yang diperlukan oleh peserta
didik dalam rangka untukmemudahkan, melancarkan dan menunjang dalam kegiatan belajar
di sekolah maupun di rumah. Supaya lebih efektif dan efisien yang nantinya
pserta didik dapat belajar dengan maksimal dan hasil belajar yang memuaskan.
a) Tinjauan
fasilitas sebagai sarana dan prasarana
Fasilitas
belajaridentik dengan sarana prasarana pendidikan. Peraturan pemerintah nomor
19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan, bab VII standard srana dan
prasarana, pasal 42 di dalam prentiya (2008) menegaskan bahwa :
1)
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki
sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan
sumber lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
2)
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki
prasarana yangmeliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan,
ruang pendidik, uang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang kantin, intalasi
daya dan jasa, tempat olohraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat
berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Mulyasa di dalam
Prantiya (2008) menyatakan bahwa, yang dimaksud dengan sarana pendididkan
adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan
menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung,
ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun yang
dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak
langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman,
kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara
langsung untuk proses belajar mengajar, seperti halaman sekolah sebagai
lapangan olahraga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan.
Ciri
utama dari kegiatan pembelajaran adalah adanya interaksi. Interaksi yang
terjadi antara si pelajar dengan lingkungan belajarnya, baik itu dengan guru,
teman-temannya, tutor, media pembelajaran, dan atau sumber-sumber belajar yang
lain komponen pembelajaran itu sendiri. Dimana di dalam pembelajaran akan
terdapat komponen-komponen sebagai berikut ; tujuan, materi/bahan ajar, metode
dan media, evaluasi, anak didik/siswa, dan adanya pendidik/guru di dalam
Prantiya (2008). “Komponen Pembelajaran”
b) Tinjauan
terhadap kelengkapan fasilitas belajar siswa
Fasilitas belajar yang tersedia dapat mempengaruhi proses dan
hasil belajat yang erat kaitannya dengan belajar teori. Kelengkapan fasilitas
belajar dapat diartikan ketersediaan dari segala sesuatu yang dimiliki siswa
dan dapat menunjang (baik secara langsung maupun tidak langsung) dalam proses belajar. Kelengkapan
fasilitas belajar termasuk salah satu faktor non social (factor eksternal).
Sukardi (2003:51) menjelaskan bahwa factor-faktor non social dalam belajar adalah
keadan udara, cuaca, waktu, hari, letak gedungnya, alat-alat yang dipakai untuk
belajar.
Kurangnya kelengkapan fasilitas belajar merupakan factor yang
menyebabkan hambatan-hambatan dalam belajar. Sebaliknya dengan adanya
kelengkapan fasilitas belajar yang memadai, baik dirumah maupun disekolah akan
menunjang tercapainya hasil belajar.
Surya (1979:80)
mengemukakan bahwa ketersedian fasilitas belajar yang memadai akan dapat
tercapai hasil belajar yang lebih efesien dibandingkan dengan keadaan fasilitas
belajar yang kurang memadai. Dari tujuan diatas dapat disimpulkan bahwa betapa
pentingnya kelengkapan fasilitas belajar untuk merangsang proses belajar
mengajar.
Fasilitas belajar
merupakan salah satu factor eksternal untuk mendukung prestasi belajar siswa di
sekolah. Suharsimi Arikunto (1997:6) “Fasilitas belajar adalah segala sesuatu
yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan sesuatu usaha”. Fasilitas
belajar sangat penting dalam proses pembelajaran untuk mendukung kegiatan
pengajaran dan juga dapat menimbulkan minat dan perhatian dari siswa untuk
mempermudah penyampaian materi pembelajaran.
Kegitan belajar
mengajar memerlukan adanya fasilitas agar kegiatan tersebut berjalan dengan
lancer dan teratur. Fasilitas dalam kegiatan belajar mengajar tersebutb antara
lain berupa ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, media penyampaian materi
dan lain sebagainya. Fasilitas yang mendukung kegiatan belajar mengajar belum
bias dimanfaatkan secara optimal oleh para siswa dalam kegiatan pembelajaran di
sekolah.
B. Pengertian Laboratorium
Umumnya
laboratorium diartikan sebagai suatu tempat berupa ruangan yang dilengkapi
dengan berbagai peralatan. Dalam arti luas diluar ruangan juga dapat berfungsi
sebagai laboratorium. Dengan adanya objek yang akan diamati dan adanya
fasilitas laboratorium merupakan tempatmengadakan percobaan dan penelitian.
Pengertian secara umum laboratorium
adalah suatu fasilitas kerja dan sarana pendidikan untuk melakukan kegiatan
praktek percobaan atau eksperimen serta menguji konsep-konsep ilmu pengetahuan
secara terkontrol. Di dalam laboratorium biologi siswa mengadakan kontak dengan
objek permasalahan, menghayati sendiri, berhadapan dengan objek dan gejala yang
timbul serta belajar memecahkan persoalan-persoalan yang dikemukakan. Dengan
demikian, siswa akan melakukan proses belajar secara aktif dan akan memperoleh
pengalaman langsung atau yang disebut pengalaman pertama. Siswa diharapkan
memperoleh kesempatan mengembangkan berbagai keterampilan baik motorik maupun
intelektual, menghayati prosedur ilmiah, mengembangkan sikap jujur dan
bertanggung jawab, dan menyadari bahwa ilmu sebenarnya tidak bersifat statis
dan otoriter, melainkan dinamis. Peranan guru dalam kegiatan laboratorium adalah
kapan guru mengambil bagian dan kapan siswa diberi kesempatan melibatkan diri.
Mengenai bentuk kegiatan apapun yang dilaksanakan dalam laboratorium yang
diutamakan adalah pengembangan kemampuan siswa.
Pengertian Laboratorium Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Laboratorium
adalah tempat atau kamar, tertentu yg dilengkapi dengan peralatan untuk
mengadakan percobaan (penyelidikan dsb). Laboratorium
adalah ruang atau bangunan yang
dilengkapi dengan peralatan untuk melakukan percobaan ilmiah, penelitian,
praktek pembelajaran, atau pembuatan obat-obatan dan bahan-bahan kimia.
PERMENPAN No. 3 Tahun 2010
Laboratorium adalah unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan,
berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola
secara sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam
skala terbatas, dengan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode
keilmuan tertentu, dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan/atau
pengabdian kepada masyarakat.
Berdasarkan
definisi di atas dapat disimpulkan bahwa laboratorium (disingkat lab)
adalah suatu bangunan yang di dalamnya dilengkapi dengan peralatan dan
bahan-bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu untuk melakukan percobaan
ilmiah, penelitian, praktek pembelajaran, kegiatan pengujian, kalibrasi,
dan/atau produksi bahan tertentu.
Laboratorium
dibedakan sesuai bidang keilmuan yang dipelajari, misalnya laboratorium kimia yang berkecimpung
dalam bidang ilmu kimia. Laboratorium kimia terbagi lebih spesifik lagi seperti
laboratorium kimia fisika, laboratorium kimia organik, laboratorium kimia
anorganik, laboratorium kimia analitik, laboratorium biokimia, laboratorium
kimia instrumen.
Tipe Laboratorium berdasarkan
PERMENPAN No. 3 tahun 2010, terbagi dalam 4 kategori:
a) Laboratorium Tipe I adalah laboratorium ilmu dasar yang terdapat di sekolah
pada jenjang pendidikan menengah, atau unit pelaksana teknis yang
menyelenggarakan pendidikan dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang
peralatan kategori I dan II, dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum
untuk melayani kegiatan pendidikan siswa.
b) Laboratorium Tipe II adalah
laboratorium ilmu dasar yang terdapat di perguruan tinggi tingkat persiapan
(semester I, II), atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan
dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I dan II, dan
bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum untuk melayani kegiatan
pendidikan mahasiswa.
c) Laboratorium Tipe III adalah
laboratorium bidang keilmuan terdapat di jurusan atau program studi, atau unit
pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan dan/atau pelatihan dengan
fasilitas penunjang peralatan kategori I, II, dan III, dan bahan yang dikelola
adalah bahan kategori umum dan khusus untuk melayani kegiatan pendidikan, dan
penelitian mahasiswa dan dosen.
d) Laboratorium Tipe IV adalah laboratorium terpadu yang terdapat di pusat studi
fakultas atau universitas, atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan
pendidikan dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I,
II, dan III, dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum dan khusus
untuk melayani kegiatan penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa
dan dosen.
Fungsi laboratorium
Secara garis besar laboratorium/worksop
adalah sebagai berikut :
1)
Memberikan kelengkapan bagi pelajaran
yang telah di terima sehingga antara teori dan praktek bukan merupakan 2 hal
yang terpisah, melainkan 2 hal yang merupakan satu kesatuan. Keduanya saling
mengkaji dan saling mencari dasar.
2)
Memberikan keterampilan kerja ilmiah
bagi siswa.
3)
Memberikan dan memupuk keberanian untuk
mencari hakikat kebenaran ilmiahdari suatu obyek dalam lingkungan alam.
4)
Menambah keterampilan dalam
mempergunakan alat yang tersedia untuk mencari dan menentukan kebenaran.
5)
Memupuk rasa ingin tau siswa sebagai
modal sikap ilmiah seseorang calon ilmuan.
6)
Memupuk dan membinarasa percaya diri
sebagai keterampilan yang diperoleh,
penemuan yang di dapat dalam proses kegiatan kerja di
laboratorium/worksop.
Uraian manfaat
kegiatan laboratorium/worksop tersebut dapat di kaitkan dengan beberapa contoh
manfaatnya dalam bidang study tertentu. Dalam bidang matematika misalnya dengan
menggunakan laboratorium, siswa di ajar mempelajari konsep-konsep matematika
dalam situasi yang konkrit dengan menggunakan obyek-obyek konkrit, misalnya
mencari hasil penjumlahan dua bilangan dengan menggunakan “abacus”, “multibase
block”, “centicube”, dan sebagainya. Dengan penggunaan alat peraga siswa aktif
bekerja dari keasyikannya itu akan menimbulkan rasa tertarik untuk mempelajari
lebih lanjut tentang pelajaran matematika tersebut.
Fungsi tersebut
di atas dapat terwujud dengan baik apabila guru mampu menggunakan dan
mengelola, serta mengembangkan laboratorium dalam rangka proses belajar
mengajar.
Menunjang efektifitas pengajaran,
maka beberapa hal penting yang harus di miliki oleh suatu laboratorium
yangterorganisir secara baik adalah:
1) Efisien
danefektif
Pengaturan
alat/perlengkapan merupakan hal yang paling penting, sehingga memungkinkan bagi
guru dan para siswa untuk dapat bekerja dengan hasil yang maksimal serta waktu,
bahan, dan tenaga yang minimum.
2) Sehat
dan aman
Cahaya/penerangan
yang baik serta ventilasi/hawa yang cukuptidak terlalu bising, dan dengan
penataan alat/perlengkapan yang baik akan menciptakan suasana yang sehatdan
aman atau tidak membahayakan.
3) Memenuhi
kebutuhan psikologis siswa yang berkarakter
Misalnya dapat
memberikan kesan teratur, aman, dan menyenangkan kepada siswa yang melaksanakan
praktek. Sehingga bekerja/belajar di laboratorium merupakan pekerjaan/pelajaran
yang mengasyikan kepada siswa.
4) Dapat
di control guru pengelola setiap saat
Hal ini bahwa
guru pengelola harus dapat melihat keseluruh kelas, serta dapat mengedar
peralatan mana yang sedang di pakai. Sehingga dengan demikian guru dapat
menilai situasi atau keadaan dengan cepa dan tepat.
5) Menjamin
keselamatan alat dan siswa
Keselamatanalat/perlengkapan
serta instrument dan bahan-bahan baku harus diperhatikan penggunaan dan
keselamatannya. Hal ini lebih penting lagi ialah memperhatikan keselamatan dari
siswa sebagai pekerja di laboratorium.
6) Memberikan
suasana pandangan yang menyenangkan
Penataan warna
yang menarik akan menciptakan suasana pandangan yang menyenangkan di
laboratorium, misalnya : dinding yang di cat dengan warna hijau mudah, biru
mudah, coklat mudah, dan warna-warna lembut lainnya akan memberikan suasana
pendangan yang menyenagkan.
C.
Pengertian
Kompetensi Guru
Pengertian Kompetensi Guru Menurut Sahertian (1990:4)
mengatakan kompetensi adalah pemilikan, penguasaan, keterampilan dan kemampuan
yang dituntut jabatan seseorang. Oleh sebab itu seorang calon guru agar
menguasai kompetensi guru dengan mengikuti pendidikan khusus yang diselenggarakan
oleh LPTK. Kompetensi guru untuk melaksanakan kewenangan profesionalnya,
mencakup tiga komponen sebagai berikut:
a)
kemampuan
kognitif, yakni kemampuan guru menguasai pengetahuan serta
keterampilan/keahlian kependidikan dan pengatahuan materi bidang studi yang
diajarkan,
b)
kemampuan
afektif, yakni kemampuan yang meliputi seluruh fenomena perasaan dan emosi
serta sikap-sikap tertentu terhadap diri sendiri dan orang lain,
c)
kemampuan
psikomotor, yakni kemampuan yang berkaitan dengan keterampilan atau kecakapan
yang bersifat jasmaniah yang pelaksanaannya berhubungan dengan tugas-tugasnya
sebagai pengajar.
UU Guru
dan Dosen disebutkan bahwa kompetensi guru mencakup kompetensi pedagogik,
kepribadian, profesional dan sosial sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan
yang diperoleh melalui pendidikan profesi guru setelah program sarjana
atau D4. Kompetensi pribadi meliputi:
a)
pengembangan
kepribadian,
b)
berinteraksi
dan berkomunikasi,
c)
melaksanakan
bimbingan dan penyuluhan,
d)
melaksanakan
administrasi sekolah,
e)
melaksanakan
tulisan sederhana untuk keperluan pengajaran.
Kompetensi Guru itu mencakup 3 aspek
yakni:
Berdasarkan
Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki empat kompentensi, antara
lain:
1. Kompetensi
Padegogik
a) Menguasai
karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, cultural,
emosional, dan intelektual
b) Menguasai
teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik.
c) Mengembangkan
kurikulum yang terkait mata pelajaran yang diampu.
d) Menyelenggarakan
pembelajaran yang mendidik
e) Memanfaatkan
TIK untuk kepentingan pembelajaran.
f) Memfasilitasi
pengembangan potensi peserta didik.
g) Berkomunikasi
efektif, empatik, dan santun ke peserta didik.
h) Menyelenggarakan
penilaian evaluasi proses dan hasil belajar.
2. Kompentensi
Keahlian
a)
Bertindak sesuai dengan norma agama,
hukum, social dan budaya bangsa
b)
Penampilan yang jujur, berakhlak mulia,
teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
c)
Menampilkan dirisebagai pribadi yang
mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa
d)
Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab
yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.
e)
Menjunjjung tinggi kode etik profesi
guru.
3. Kompentensi
Sosial.
a) Bersikap
inkulif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan
jenis kelamin, agara, raskondisifisik, latar belakang keluarga, dan status
sosial keluarga.
b) Berkomunikasi
secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan,
orang tua dan masyarakat.
c) Beradaptasi
di tempat bertugas di seluruh wilayah RI yang memiliki keragaman social budaya.
d) Berkomunikasi
dengan lisan maupun tulisan.
4. Kompentensi
Profesional
a) Menguasai
materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung pelajaran yang
dimampu.
b) Mengusai
standar kompentensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan
yang dimampu.
c) Mengembangkan
materi pembelajaran yang dimampu secara kreatif.
d) Mengembangkan
keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.
e) Memanfaatkan
TIK untuk berkomunikasi dan mengembangakan diri.
Demikianlah
artikel mengenai Pengertian Kompetensi Guru, semoga artikel Uji Komptensi
Online ini tentunya dapat memberikan informasi dan inspirasi bagi rekan-rekan
guru seklaian.
D. Pengertian Hasil Belajar Siswa
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil Belajar Siswa - Belajar
dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Beajar merujuk pada
apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan
mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai
pengajar.
Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh
siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi
interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar
mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui kreatifitas
seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar.
oleh karena itu hasil belajar yang dimaksud disini adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima perlakukan
dari pengajar (guru), seperti yang dikemukakan oleh Sudjana.
Hasil
belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman
belajarnya (Sudjana, 2004 : 22). Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam
bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar :
a) Keterampilan
dan kebiasaan,
b) Pengetahuan
dan pengarahan,
c) Sikap
dan cita-cita
Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh
siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat
mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap proses
belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik akan menghasilkan hasil belajar.
Di dalam proses pembelajaran, guru sebagai pengajar sekaligus pendidik memegang
peranan dan tanggung jawab yang besar dalam rangka membantu meningkatkan
keberhasilan peserta didik dipengaruhi oleh kualitas pengajaran dan faktor
intern dari siswa itu sendiri.
Setiap mengikuti
proses pembelajaran di sekolah sudah pasti setiap peserta didik mengharapkan
mendapatkan hasil belajar yang baik, sebab hasil belajar yang baik dapat
membantu peserta didik dalam mencapai tujuannya. Hasil belajar yang baik hanya
dicapai melalui proses belajar yang baik pula. Jika proses belajar tidak
optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang baik.
Menurut Hamalik
(2001:159) bahwa hasil belajar menunjukkan kepada prestasi belajar, sedangkan
prestasi belajar itu merupakan indikator adanya derajat perubahan tingkah laku
siswa.
Menurut Nasution
(2006:36) hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar
mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru.
Menurut Dimyati
dan Mudjiono (2002:36) hasil belajar adalah hasil yang ditunjukkan dari suatu
interaksi tindak belajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang
diberikan guru.
Berdasarkan
uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang
diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan
nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi pelajaran
pada satu pokok bahasan
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar
Hasil
belajar
yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri
siswa dan faktor dari luar diri siswa (Sudjana, 1989 : 39). Dari pendapat ini
faktor yang dimaksud adalah faktor dalam diri siswa perubahan kemampuan yang
dimilikinya seperti yang dikemukakan oleh Clark (1981 : 21) menyatakan bahwa
hasil belajar siswa disekolah 70 % dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan
30 % dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga faktor dari luar diri siswa
yakni lingkungan yang paling dominan berupa kualitas pembelajaran (Sudjana,
2002 : 39).
Belajar adalah
perubahan suatu perilaku, akibat interaksi dengan lingkungannya (Ali Muhammad,
204 : 14). Perubahan perilaku dalam proses belajar terjadi akibat dari
interaksi dengan lingkungan. Interaksi biasanya berlangsung secara sengaja.
Dengan demikian belajar dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan dalam diri
individu. Sebaliknya apabila terjadi perubahan dalam diri individu maka belajar
tidak dikatakan berhasil. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan
kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang
dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif
(intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik).
Hasil belajar siswa
dipengaruhi oleh dua faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan personal
(internal) dan faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah sesuatu yang
dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal
tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar
yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupa sehingga nampak pada diri indivdu
penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang
terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu
perubahan tingkah laku secara kuantitatif.
Tujuan dari
pembelajaran yang dilakukan oleh guru baik di rumah, sekolah atau belajar
dimanapun adalah agar dapat memperoleh hasil belajar yang dianggap baik yaitu
yang telah memenuhi standar hasil belajar yang telah ditetapkan atau
melebihinya sehingga dapat digolongkan menjadi hasil belajar yang baik.Proses
memperoleh hasil belajar yang baik itu diperlukan metode pembelajaran yang
tepat artinya yang sesuai dengan kondisi dan keadaan kehidupan sehari-hari yang
akrab dengan kita atau istilahnya kontekstual, sehingga apa yang menjadi hasil
belajar dapat terpenuhi dengan jumlah pengukuran hasil belajar di atas standar yang
ada, selain metode ada juga yang menggunakan LKS Lembar Kerja Siswa dalam proses
pembelajaran di sekolah.
E.
Pengertian
Biologi
Biologi atau ilmu hayat adalah suatu
ilmu yang mempelajari aspek fisik kehidupan. Istilah "biologi"
berasala dari bahasa Belanda yaitu “biologie”, yang juga diturunkan dari
gabungan kata Bahasa Yunani, yaitu “bios” yang berarti hidup dan “logos” yang
artinya ilmu. Sedangkan istilah "ilmu hayat" dipinjam dari bahasa
Arab, juga berarti "ilmu kehidupan".
Obyek
kajian biologi pada
masa kini sangat luas dan mencakup semua makhluk hidup
dalam berbagai aspek kehidupannya.
Berbagai cabang biologi mengkhususkan diri pada setiap
kelompok organisme,
seperti botani
(ilmu tentang tumbuhan),
zoologi
(ilmu tentang hewan),
dan mikrobiologi
(ilmu tentang jasad renik). Perbedaan-perbedaan dan
pengelompokan berdasarkan ciri-ciri fisik kelompok organisme dipelajari dalam sistematika,
yang di dalamnya mencakup pula taksonomi dan paleobiologi.
Berbagai aspek kehidupan dikaji pula dalam biologi. Ciri-ciri
fisik bagian tubuh dipelajari dalam anatomi
dan morfologi,
sementara fungsinya dipelajari dalam fisiologi.
Perilaku hewan dipelajari dalam etologi. Perkembangan ciri fisik makhluk hidup dalam kurun
waktu panjang dipelajari dalam evolusi, sedangkan pertumbuhan dan perkembangan dalam siklus kehidupan
dipelajari dalam biologi perkembangan. Interaksi antar
sesama makhluk dan dengan alam sekitar mereka dipelajari dalam ekologi;
Mekanisme pewarisan sifat yang berguna dalam upaya menjaga kelangsungan hidup
suatu jenis makhluk hidup dipelajari dalam genetika.
Saat
ini bahkan berkembang aspek biologi yang mengkaji kemungkinan berevolusinya
makhluk hidup pada masa yang akan datang, juga kemungkinan adanya makhluk hidup
di planet-planet
selain bumi,
yaitu astrobiologi.
Sementara itu, perkembangan teknologi memungkinkan pengkajian pada tingkat
molekul penyusun organisme melalui biologi
molekular serta biokimia, yang banyak didukung oleh perkembangan teknik
komputasi melalui bidang bioinformatika.
Ilmu biologi
banyak berkembang pada abad ke-19, dengan ilmuwan menemukan bahwa organisme
memiliki karakteristik pokok. Biologi kini merupakan subyek pelajaran sekolah
dan universitas di seluruh dunia, dengan lebih dari jutaan makalah dibuat
setiap tahun dalam susunan luas jurnal biologi dan kedokteran.
1). Aristoteles dan
biologi
Ilmu biologi dirintis oleh Aristoteles,
ilmuwan berkebangsaan Yunani.
Dalam terminologi Aristoteles, "filosofi alam" adalah cabang filosofi
yang meneliti fenomena alam, dan mencakupi bidang yang kini disebut sebagai fisika, biologi,
dan ilmu pengetahuan alam lainnya.
Aristoteles melakukan penelitian sejarah alam di pulau Lesbos. Hasil
penelitiannya, termasuk Sejarah Hewan, Generasi Hewan, dan Bagian Hewan, berisi
beberapa observasi dan interpretasi, dan juga terdapat mitos dan kesalahan.
Bagian yang penting adalah mengenai kehidupan laut. Ia memisahkan mamalia laut
dari ikan, dan mengetahui bahwa hiu dan pari adalah bagian dari grup yang ia
sebut Selachē (selachians).
2). Didirikannya biologi modern
Istilah biologi dalam pengertian modern kelihatannya
diperkenalkan secara terpisah oleh Gottfried Reinhold
Treviranus (Biologie oder Philosophie der lebenden Natur, 1802) dan Jean-Baptiste Lamarck (Hydrogéologie,
1802). Namun, istilah biologi sebenarnya telah dipakai pada 1800 oleh Karl Friedrich Burdach.
Bahkan, sebelumnya, istilah itu juga telah muncul dalam judul buku Michael Christoph
Hanov jilid ke-3 yang terbit pada 1766, yaitu Philosophiae Naturalis Sive Physicae Dogmaticae: Geologia, Biologia,
Phytologia Generais et Dendrologia.
Masa kini, biologi mencakup bidang akademik yang sangat luas,
bersentuhan dengan bidang-bidang sains
yang lain, dan sering kali dipandang sebagai ilmu yang mandiri. Namun,
pencabangan biologi selalu mengikuti tiga dimensi yang saling tegak lurus: keanekaragaman (berdasarkan kelompok
organisme), organisasi kehidupan
(taraf kajian dari sistem kehidupan), dan interaksi (hubungan antarunit kehidupan serta antara unit
kehidupan dengan lingkungannya).
Pada
dasarnya biologi dapat dibagi atas :
1. Berdasarkan Kelompok Organisme
Makhluk hidup atau organisme sangat
beraneka ragam. Taksomi mempelajari bagaimana organisme dapat dikelompokkan berdasarkan
kemiripan dan perbedaan yang dimiliki. Selanjutnya, berbagai kelompok itu
dipelajari semua gatra kehidupannya, sehingga dikenallah ilmu biologi tumbuhan
(botani), biologi hewan (zoologi), biologi serangga (entomologi), dan
seterusnya.
2. Berdasarkan organisasi
kehidupan
Kehidupan
berlangsung dalam hirarki yang terorganisasi. Hirarki organisme, dari yang
terkecil hingga yang terbesar yang dipelajari dalam biologi, adalah sebagai
berikut: Sel, Jaringan, organ, system organ, individu, populasi, komunitas atau
masyarakat, ekosistem dan bioma.
Kajian-kajian
subindividu mencakup biologi sel, anatomi, dan cabang-cabangnya (sitologi,
histologi, dan organologi), dan fisiologi. Pembagian lebih rinci juga mungkin
terjadi. Misalnya, anatomi dapat dikhususkan pada setiap organ atau sistem
(biasa terjadi dalam ilmu kedokteran):pulmonologi, kardiologi, , neurologi, dan
sebagainya).
Tingkat supra individu dipelajari dalam
ekologi, yang juga memiliki pengkhususan tersendiri, seperti ekofisiologi atau
"fisiologi lingkungan", fenologi, serta ilmu perilaku.
3. Berdasarkan interaksi
Hubungan antarunit kehidupan maupun
antara unit kehidupan dan lingkungannya terjadi pada semua tingkat organisasi.
Selain mempelajari kehidupan melalui berbagai tingkatan di atas, biologi juga
mempelajari hal-hal berikut, melalui cabang ilmunya masing-masing:
a) Biologi
perkembangan (developmental biology): ilmu yang mempelajari tahap perkembangan
makhluk hidup (pntogeni) dari telur yang dibuahi menjadi individu.
b) Genetika:
ilmu yang mempelajari pewarisan keturunan.
c) Etologi:
ilmu yang mempelajari perilaku makhluk hidup.
d) Sistematika:
ilmu yang mempelajari keanekaragaman organisme dan hubungannya dengan relasi
tertentu.
e) Ekologi:
ilmu yang mempelajari habitat dan interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya.
f) Evolusi:
ilmu yang mempelajari perubahan yang terjadi pada makhluk hidup. Dan
g) ksenobiologi:
ilmu pengetahuan spekulatif tentang adanya makhluk hidup selain di bumi.
h) mikologi
: ilmu yang mempelajari mengenai cendawan/ jamur.
i) mikrobiologi
: ilmu yang mempelajari makhluk-makhluk mikroskopis bahkan terdapat sub ilmu
biologi yang berkaitan dengan ilmu lain seperti biokimia dan biofisik, dimana
ilmu biologi dilihat dari sudut pandang kimia dan fisika.
F.
Hasil
Penelitian Yang Menunjukkan Peran Laboratorium dan Kompetensi Guru Terhadap
Hasil Belajar Siswa.
A.
Widayoko, dkk. 2007. Analisis pengaruh kinerja
guru terhadap motivasi belajar siswa.Tidak diterbitkan.(online).www.scrib.com
1) Berdasarkan
hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian dapat kesimpulan sebagai
berikut :
a) Kinerja
guru menpunyai yang berarti terhadap motivasi belajar siswa. Hal ini dapat
dibuktikan dari :Kecenderungan kinerja guru dan motivasi belajar yang hasilnya
menunjukan bahwa guru yang mempunyai kinerja yang sangat tinggi dan tinggi,
mempuyai siswa dengan motivasi belajar sangat tinggi sebesar 8,7% dan 7,5%.
Dibandingkan dengan guru yang kinerjanya cukup hanya mempunyai 3,7% siswa
dengan motivasi belajar yang sangat tinggi.
b) Hasil
analisi regresi linear antara variable kinerja guru dengan motivasi belajar
siswa (Y) ditemukan keofisien determinan (R2) – 0,353 yang berarti bahwa
sekitar 35,3 % perubahan-perubahan pada variabel motivasi belajar siswa dapat
dijelaskan oleh kinerja guru dalam kelas yang meliputi aspek penguasaan materi
pembelajaran IPS (X1). Pemahaman terhadap siswa (X2), penguasaan pengelolaan
pembelajaran (X3), penguasaan strategi pembelajaran (X4) dan penguasaan
penilaian hasil belajar siswa (X5). Hasil uji F diperoleh nilai F=13508 (SIG =
0,000 < 0,05 ). Hasil uji F menunjukan bahwa pengaruh atau sumbangan kinerja
guru terhadap motivasi belajar siswa sangat signifikan(bermakna)
2) Aspek
penguasaan materi pembelajran mempunyai pengaruh terbesardi bandigakan
aspek-aspe kinerja guru yang lain. Hal ini dapat di lihat pada besarnya nilai
koefisien beta (B) dalam persamaan regresi yang menunjukkan bahwa besarnya guru
terhadap motivasi belajar siswa secara berurutan adalah : penguasaan materi
pembelajaran(0,758), kemampuan megelola pembelajaran(0,683), penguasaan
strategi pembelajaran(0,424), pemahaman terhadap karakteristik siswa(0,271),
dan penguasaan penilaian hasil belajar siswa(0,216).
B. Budi Wahyu, Nur. 2010. Pengaruh
Kompetensi Guru Dalam Proses Belajar Mengajar dan Fasilitas Belajar terhadap
prestasi belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Jekulo
Kudus.Tidak diterbitkan.(online).www.scrib.com
Hasil penelitian di simpulkan bahwa
secara persial maupun simultan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar
dan fasilitas belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar mata pelajran
ekonomi siswa kelas X.
C.
Nurmalia,
Erlina. 2010. Pengaruh Fasilitas dan lingkungan Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Kelas XI IPS MAN Malang 1. Tidak di terbitkan. (online).
www.Secured.com
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan, maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut:
a) Fasilitas
belajar secara parsial atau sendiri-sendiri tidak berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa. Dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa semakin baik dan lengkap
fasilitas belajar yang dimiliki oleh siswa, maka prestasi belajarnya semakin menurun.
b) Fasilitas
belajardan lingkungan belajar berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi
belajar siswa. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa untuk mencapai prestasi
belajar yangbaik dan tujuan pembelajaran yang di harapkan, maka harus di dukung
oleh fasilitas belajar dan lingkungan belajar yang baik. Oleh karena itu
terpenuhnya fasilitas yang baik, harus di barengi dengan terciptanaya
lingkungan yang baik dan dapat mendukung kegiatan beljar siswa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan Bahwa fasilitas laboratorium
dan kompetensi guru berpengarauh terhadap hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran biologi. fasilitas laboratorium merupakan sarana dan prasarana
sebagai penunjang penyerapan materi pembelajaran biologi yang lebih cepat di
terima oleh peserta didik. Kompetensi guru merupakan suatu keterampilan,
penguasaan, kemampuan yang di miliki oleh pendidik.
Fasilitas laboratorium tidak akan
berguna tanpa adanya peran seorang guru karena guru merupakan penyalur
pengetahuan melalui fasilitas ke anak didik, begitupun sebalikya kompetensi
guru tidak akan maksimal apabila tidak di tunjang dengan fasilitas laboratorium
yang memadai. Oleh karena terpenuhnya hasil belajar siswa yang baik harus di
barengi dengan fasilitas laboratorium yang memadai serta kompetensi gru yang
baikpula.
B. Saran
Berdasarkan hasil makalah ini maka ada
beberapa saran yang ingin disamapaikan antara lain sebagai berikut:
a. Bagi
guru
guru
lebih meningkatkan kopetensinya karena kompetensi guru itu berpengarauh
terhadap hasil belajar siswa.
b. Bagi
pemerintah dan pihak sekolah
Fasillitas
yang di sediakan harus sesuai dengan kebutuhan dalam proses belajar mengajar.
c. Bagi
mahasiswa/calon guru
Sebagai
mahasiswa yang merupakan calon guru lebih memperhatikan dan meningkatkan
kopetensi yang kita miliki.
DAFTAR
PUSTAKA
Aristoteles.
19sm. Pengertian biologi. (online).
www.wiki.org.com
Budi Wahyu, Nur. 2010. Pengaruh Kompetensi Guru Dalam Proses
Belajar Mengajar dan Fasilitas Belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran
ekonomi pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Jekulo Kudus.Tidak
diterbitkan.(online).www.scrib.com
Hanov, Michael Christoph.1766. Philosophiae Naturalis Sive Phsycae
dogmaticae jilid-3.
(online). www.newsdial.com
Nurmalia,Erlina. 2010. Pengaruh Fasilitas dan lingkungan Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS MAN Malang 1. Tidak di
terbitkan. (online). www.Secured.com
Permenpan No. 3. 2010. Pengertian Laboratorium dan Tipe
Laboratorium.
(online). www.wiki.org.com
Satria.2008.Pengertian Hasil Belajar.[http://ppg-pgsd.blogspot.com/].6 oktober 2012. 15:00 WIB
Shvoong. 2002. Pengertian Biologi. (online) http://id.shvoong.com
Suharsimi,
Arikunto. 1997. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan praktek.
Jakarta: Rineka Cipta
Surya.
1997. Motivasi dan Pembelajara.
Jakarta: Tiga Serangkai
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan
prakteknya.Jakarta:
PT. Bumi Askara.
Treviranus, Gottfried Reinhold.
1802. Biologie oder
Philosophie der lebenden Natur.(online).
www. archive.org.com
Widayoko,dkk.2007.Analisis pengaruh kinerja guru terhadap motivasi belajar siswa.Tidak
diterbitkan.(online).www.scrib.com
Wijayanto.2010.PengertianLaboratorium.[http://freematerikuliah.blogspot.com].5 Oktober 2012. 13:05 WITA